11/9/10

Delapan Eksekutif Wanita Berpengaruh di Asia

Mereka tak sekedar memimpin ekspansi bisnis, namun berani mengambil putusan kontroversial.


Kini peran wanita tak bisa dipandang remeh dibanding pria. Dengan tangan dinginnya, para eksekutif wanita ini mampu membawa perubahan bagi negara dan perusahaannya.
Mereka bukan sekedar memimpin ekspansi perusahaan untuk mendorong pertumbuhan bisnis, namun berani mengambil kebijakan kontroversial kendati ditentang banyak pihak. Sebut saja misalnya, Gubernur bank negara Malaysia yang berani mengambil kebijakan kontrol devisa yang dikritik tajam oleh Dana Moneter Internasional.

Untuk menghargai para wanita berpengaruh di dunia tersebut, Forbes pun menempatkan 100 wanita dalam jajaran eksekutif perempuan yang berpengaruh.

Dari jajaran tersebut, Forbes menyoroti pula delapan eksekutif Top Wanita di Asia baru-baru ini. Berikut ini jajaran mereka.

1. Zeti Akhtar Aziz, Gubernur Bank Negara Malaysia (63 tahun)

Sejak 10 tahun menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Malaysia, Dr Aziz atau sering dipanggil Zeti, adalah wanita pertama yang menduduki peringkat teratas dari 10 gubernur bank sentral dunia.

Ekonom The University of Pennsylvania itu awalnya sebagai Gubernur ad interim dalam keadaan sulit saat krisis finansial Asia 1998. Pendahulunya memilih berhenti ketimbang harus memaksakan mengambil kebijakan kontrol modal masuk untuk melindungi ringgit dari spekulasi pada 1998 pada masa pemerintah an dipimpin Perdana Menteri Mahatir Mohamad. Meski terus dikritik, terutama dari IMF, Aziz mematok mata uang terhadap Dolar AS dan melarang perdagangan mata uang dari offshore. Wanita bersuara lembut namun pragmatis ini mengawasi transisi ringgit yang mengambang pada 2005 dan relaksasi aturan devisa.

Dengan hubungan baik antara bank Malaysia dengan China, pertukaran renminbi dengan Ringgit dibuka Agustus. Ini seperti jendela bagi pasar emerging market yang menggunakan mata uang di luar Dolar AS, sehingga dapat memicu perdagangan barang.

Aziz juga memperjuangkan sistem keuangan Islam (syariah), sehingga Malaysia menjadi garda depan pasar uang syariah. Aziz berasal dari keluarga Turki dan Arab. Ayahnya adalah ekonom dan ibunya aktivis sosial. Pamannya, Hussein Onn adalah Perdana Menteri ketiga Malaysia.

2. Kim Jeong-ah (48)
Chief executive CJ Entertainment Korea Selatan


Ia menjalankan perusahaan media terbesar di negaranya, ia juga penyedia utama video game online. Sebagai perintis bisnis pertunjukan dan produser. Dia memulai memimpin CJ Entertainment's menjadi marketing dan distribusi pada 2005 dan diangkat menjadi CEO Januari lalu. Ia juga menjadi pendukung film asing. CJ Entertainment memegang distribusi film Iron Man, Indiana Jones dan the Kingdom of the Crystal Skull, Kung Fu Panda dan lainnya di Korea. Ia berencana untuk memproduksi film 3 Dimensi  (1492 Pictures), studio yang dikenal untuk menghasilkan tiga film awal Harry Potter. CJ Group dimulai pada 1995.

3. Jamelah Jamaluddin (54)
CEO of Kuwait Finance House Malaysia


Ia adalah kepala bank syariah terbesar di Malaysia dengan kapitalisasi US$ 640 juta, berafiliasi dengan perusahaan syariah terbesar di dunia. Sebelumnya ia memegang Malaysia 's RHB Islamic Bank, menjadi CEO wanita pertama dalam industri perbankan syariah. Sebagai orang yang berkecimpung selama 25 tahun, ia diminta bergabung kembali dengan perusahaan Kuwait untuk membereskan masalah kredit perumahan setelah terkena serangkaian kredit macet.

4. Kwon Sook Kyo (53)
Chief Executive Woori Finance Information System, Korea Selatan

Ia menjadi wanita pertama yang memimpin Woori Financial Group. Dia mengawasi rencana perluasan ke China, India dan Asia Tenggara. Ia meraih gelar sarjana matematika dari Ewha Womens University dan MBA dari Sogang Univerity. Ia bergabung dengan Citibank cabang Seoul pada 1985 dan menjadi supervisor departemen IT sebelum menjadi managing director.

No comments:

Post a Comment